PRINSIP KERAJINAN BAHAN LIMBAH KERAS
Prinsip Kerajinan Bahan Limbah Keras.
Pengolahan limbah keras maupun organik, memiliki prinsip yang sama yaitu dengan cara 3R yakni Reduce , Reuse, dan Recicle.
Reduce berarti mengurangi penggunaan terhadap bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan. Reduce juga berarti mengurangi belanja barang-barang yang anda tidak “terlalu” dibutuhkan seperti baju baru, aksesoris tambahan atau apa pun yang intinya adalah pengurangan kebutuhan. Termasuk pula mengurangi atau membatasi penggunaan kertas tissue dengan sapu tangan, kurangi penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum mencetak agar tidak salah, serta membaca koran secara online.
Reuse adalah pemakaian kembali seperti contohnya memberikan baju-baju bekas anda ke yatim piatu. Tapi yang paling dekat adalah memberikan baju yang kekecilan pada adik atau saudara anda, selain itu baju-baju bayi yang hanya beberapa bulan dipakai masih bagus dan bisa diberikan pada saudara yang membutuhkan.
Recycle adalah proses mendaur ulang barang limbah atgau sampah. Paling mudah adalah mendaur ulang sampah organik di rumah anda, menggunakan bekas botol plastik air minum atau apapun sebagai pot tanaman, sampai mendaur ulang kertas bekas untuk menjadi kertas kembali. Daur ulang secara besar-besaran belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Tempat sampah yang membedakan antara organik dan non-organik saja tidak jalan. Malah akhirnya lebih banyak gerilyawan lingkungan yang melakukan daur ulang secara kreatif dan menularkannya pada banyak orang dibandingkan pemerintah.
Upaya melakukan pendaur ulangan limbah keras menjadi bahan kerajinan tangan berarti sudah menjadi cara untuk mengatasi masalah lingkungan yagn menggangu kehidupan dan keindahan serta kesehatan manusia dan alam.
3R dalam proses pembuatan produk kerajinan harus selalu dijalankan sebab tindakan dapat meminimalisir sampah yang dihasilkan dalam proses produksi kerajinan. Penggunaan bahan limbah keras untuk dirancang menjadi sebuah produk kerajinan memang tidaklah mudah. Kita harus memiliki motifasi besar dan kreatifitas dalam mengatasi masalah limbah dilingkungan, sehingga tidak sulit untuk membuat dan melahirkan suatu rancangan yang besar.
Kita perlu mengetahui dan memahami prinsip dasar yang membangun kesadaran bahwa mendisain bahan limbah keras merupakan suatu proses menata ulang kebermanfaatan dari sebuah produk bekas yang telah hilang nilai gunanya. Setiap rancangan harus memiliki nilai yang berkelanjutan dan tidak hanya sekedar bersifat ekonomis saja, teapi juga harus mengintegrasikan isu-isu lingkungan,sosial, dan budaya kedalam produk. Hal tersebut dinyatakan agar desain yang dibuat lebih bertanggung jawab dalam menjawab tantangan didalam masyarakat global terutama untuk para disainer yang harus lebih memahami pentingnya pemahaman tentang ini.
Proses yang kreatif akan ditemukan ketika seseorang telah memperoleh daya serap, imajinasi melalui pengetahuan terhadap meteri bahan, alat, dan proses yang akan ditekuninya. Pengetahuan akan bahan limbah keras, penggunaan alat dan kemampuan keteknikan dalam bertukang akan melahirkan sebauh proses kreatif itu sendiri. Oleh sebab itu, Kreatifitas haruslah sebisa mungkin diupayakan tercipta dengan banyak langkah sebab setelah kreatifitas muncul maka hal tersebut akan melahirkan produk yang berkualitas dan memiliki nilai ekonomi serta ramah lingkungan.
Comments
Post a Comment